Suasana New Normal di Desaku

            Suasana New Normal di Desaku       
             
     Saya Sonia Diah Puji Lestari, tinggal di dukuh Kedung umbul RT 07 RW 03,desa pacing kecamatan Sedan, kabupaten Rembang. Karena adanya pandemi Covid 19 ini suasana desa saya sedikit berubah, tidak sama seperti dulu.
      Di desa saya memang belum ada satgas Covid 19 tetapi masih banyak masyarakat yang berpartisipasi untuk mencegah penyebaran Covid 19.
      Ada beberapa program yang diselenggarakan di desa saya seperti penyemprotan disinfektan di rumah-rumah warga dan lingkungan sekitar desa, bukan hanya penyemprotan disinfektan, di desa saya juga ada pembagian masker dan handsenitaizer.
        Suasana di sekitar tempat tinggal saya menjadi agak sepi namun karena sudah diberlakukan new normal warga sekitar sudah beraktivitas seperti biasa, tetapi tetap menggunakan APD seperti masker.
        Penggunaan masker di desa saya tidak terlalu taat jadi, masih banyak yang mengabaikan aturan penggunaan masker ini, meskipun begitu banyak juga yang menerapkanya.
        Kegiatan di desa saya sudah di lakukan kembali seperti khajadtan, thahlil, sampai Pesta pernikahan, dan upacara kematian namun tetap dengan protokol kesehatan yaitu dengan menggunakan masker,jaga jarak,dan mencuci tangan.
         Kegiatan mata pencaharian di desa saya,
saya beri contoh misalnya, dari pekerjaan orang tua saya yaitu sebagai pedagang, dulu sebelum di tetapkan nya new normal warung orang tua ku sepi tapi setelah new normal di terapkan Alhamdulillah, warungnya ramai seperti biasa.
         Banyak bantuan yang di turunkan pemerintah seperti bantuan Corona banyak masyarakat yang mendapatkan bantuan termasuk orang tua saya.
       Sekolah-sekolah di tutup dan pelajaran di lakukan secara online di rumah masing-masing baik SMA/SMK, SMP/Mts, SD/TK paud, tetapi madrasah tetap masuk seperti biasa namun tetap harus menggunakan masker.
         Kegiatan ibadah seperti berjama'ah di masjid, Sholat wajib di mushola sudah dilakukan seperti biasa tetap pakai masker dan jaga jarak begitupun sholat Jum'at.
         Bagian isi
Fenomena adaptasi kebiasaan baru,dulu di desa saya saat melakukan di luar atau di dalam rumah yang berhubungan dengan banyak orang contoh kegiatan diluar rumah seperti sholat berjamaah, sholat Jum'at, tausiyah atau pengajian di dalam masjid dll, masyarakat tidak memakai masker,jarang mencuci tangan kecuali jika berwudhu apa lagi memakai handsenitaizer, berbeda dengan sekarang yang di haruskan memakai masker,jaga jarak, memakai handsenitaizer,dan sering mencuci tangan. Selama new normal di terapkan di Indonesia di desa saya melakukan kebiasaan baru seperti memakai masker saat keluar rumah, mencuci tangan,jaga jarak, dan menjaga kesehatan dengan makan-makanan sehat,sering berolahraga,dan beristirahat dengan cukup.
Masyarakat di desa saya memilih di rumah jika tidak ada keperluan yang begitu penting, mungkin keluar hanya untuk bekerja atau mungkin ke warung untuk membeli kebutuhan yang di perlukan, keluarpun tetap memakai masker tapi sebagian ada yang tidak memakai masker saat keluar dari rumah. Setelah pulang dari kerja masyarakat mencuci tangan sebelum masuk ke dalam rumah. Jika saya amati rumah-rumah di desa saya juga banyak yang menyiapkan air dan sabun di depan rumah untuk mencuci tangan, setelah mencuci tangan mereka mandi untuk membersihkan badan sebelum bersentuhan dengan keluarganya, dan membersihkan benda yang telah mereka gunakan saat bekerja misalnya hp,tas,dll.
Penggunaan teknologi seperti handphone dan fitur-fiturnya,seperti aplikasi wa,Ig,Fb, Twitter dan sebagainya sering digunakan untuk memberikan informasi, memberi kabar,atau hanya untuk melepas rindu, tidak hanya itu belajar pun sekarang online dengan cara menggunakan aplikasi di handphone.
        Permasalahan sosial dalam adaptasi 
Banyak yang berubah sekarang,dulu saat malam tidak sesepi sekarang,dulu banyak masyarakat yang berkumpul di cangkruk atau di angkringan tapi sekarang malam tidak seperti malam yang dulu yang ramai banyak anak remaja maupun orang tua yang berkumpul hanya sekedar bertukar cerita, jangankan malam siangpun masyarakat jarang keluar, mereka keluar saat ada keperluan yang benar-benar penting. 
Karena pandemi ini masyarakat di desa saya yang kurang mampu dan tidak memiliki uang simpanan, pekerjaan yang tidak menetap sangat terbebani, apalagi jika harus tetap berdiam diri dirumah mau makan apa mereka?, Yang berprofesi sebagai pedagang keliling apa iya harus work from home,lalu bagaimana mereka bisa dapat pelanggan. Jadi pandemi ini sangat merugikan dan menyengsarakan masyarakat kecil.
          Masyarakat yang bandel tidak mau mematuhi protokol kesehatan cenderung berdampak meningkatkan kasus covid19.
         Strategi adaptasi kebiasaan baru 
Strategi yang di lakukan untuk menjaga agar masyarakat tetap di siplin menggunakan protokol kesehatan, pemerintah menciptakan ketahanan pangan dan ekonomi melalui desa seperti memberikan bahan pangan setiap bulannya. Bagi orang yang tidah mematuhi peraturan akan dikenakan sanksi  berupa teguran olokan ataupun denda,dan menganjurkan agar berbelanja secara online,orang tua juga sangat berperan bagi anak-anaknya seperti melarang anak keluar rumah namun di rumah disediakan tempat bermain dan di buat senyaman mungkin.
         Penutup
Kebiasaan baru merubah desa saya yang asal mulanya ramai jadi sepi, yang asal mulanya berdekatan sekarang harus jaga jarak, yang dulunya bebas masker sekarang kemana-mana harus memakai masker, semoga pandemi ini cepat berakhir agar desa saya seperti dulu.

Penulis adalah Sonia Diah Puji Lestari Siswa SMA NEGERI 1 PAMOTAN Kelas XII IPS 5 
Yg saat ini tinggal di Dukuh Kedung umbul RT 07 RW 03,desa pacing, kecamatan Sedan, kabupaten Rembang Hubungi email penulis: soniatari1212@gmail.com

Komentar